KEPRIBADIAN GURU
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Guru merupakan sosok panutan yang ‘digugu’ dan ‘ditiru’
(bahasa Jawa) yang menjadi cerminan oleh anak didiknya. Apapun yang dilakukan
oleh guru menjadi contoh teladan anak didiknya.
Dalam
masa yang semakin maju seperti sekarang ini yang juga semakin kompleks pula
masalah-masalah yang muncul pada anak didik, maka setiap sekolah memerlukan
keberadaan dan peranan seorang guru pembimbing untuk anak didiknya. Sehingga masing-masing anak didik akan mendapat pendidikan dan pembinaan
dari para guru.
Sejenak kita lihat bahwa guru mempunyai pengaruh
terhadap anak didiknya termasuk guru pembimbing. Untuk itu guru harus mempunyai
kepribadian dan mental yang baik.
“Faktor terpenting bagi seorang guru
adalah kepribadiannya. Kepribadian itulah
yang akan mementukan apakah ia menjadi pendidik dan Pembina yang baik
bagi anak didiknya, ataukah akab menjadi perusak atau penghancur bagi hari
depan anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat SD) dan
mereka yang sedang mengalami keguncangan jiwa (tingkat menengah)”.
(dikutip dari Kepribadian Guru oleh: Zakiah Darajat)
Dari uraian di
atas jelas bahwa seorang guru khususnya guru pembimbing harus mempunyai
kepribadian yang sehat agar anak didiknya menjadi anak-anak yang terarah. Akan
tetapi seorang guru pembimbing harus mengerti syarat-syarat menjadi seorang
guru pembimbing agar nantinya bisa membentuk kepribadian guru pembimbing yang
sehat dan beretika tentunya.
Atas dasar itulah
penulis perlu menyajikan uraian kepribadian guru yang sehat tentunya. Untuk
itu, penulis memberi judul makalah ini : “KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING”.
B.
Rumusan
Masalah
Berangkat dari latar belakang yang
telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan inti pokok masalah ini yaitu:
1.
Apakah ada
syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru pembimbing?
2.
Bagaimana
kepribadian seorang guru pembimbing/ konselor itu?
3.
Apakah
seorang pembimbing mempunyai kode etik pembimbing?
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
Secara umum tujuan penulisan makalah
tentang kepribadian guru pembimbing ini adalah untuk mendapatkan data-data
mendalam tentang kepribadian guru pembimbing.
Adapun secara mendalam
tujuan penulisan makalah ini ditujukan untuk:
1. Untuk
mengetahui apakah ada syarat-syarat bagi seorang guru pembimbing.
2. Untuk
mengetahui bagaimana kepribadian guru pembimbing/ konselor.
3.
Untuk
mengetahui kode etik seorang pembimbing.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Pembimbing
Berdasarkan pasal 25 PP No. 20/ 1990,
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi siswa
dimaksudkan untuk membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial,
ekonomi, budaya serta alam yang ada.
Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan
dimaksud untuk membantu siswa memikirkan dan mempersiapkan diri untuk
melanjutkan ke SLTP dan karirnya di masa depan.
Bimbingan tersebut dapat dilakukan
oleh guru kelas, guru mata pelajaran dan guru Bimbingan Konseling (BK) pada
khususnya/ Guru Pembimbing Khusus (Konselor).
Pembimbing adalah seseorang yang bertugas memberi
bimbingan dan arahan kepada siswa untuk menemukan pribadi, mengenal lingkungan
dan merencanakan masa depan.
B.
Syarat
Guru Pembimbing
Seperti dalam jabatan-jabatan lain,
maka untuk menjadi pembimbing sudah barang tentu dibutuhkan persyaratan-persyaratan
tertentu, agar dalam menunaikan tugasnya dapat berlangsung dengan
sebaik-baiknya, yaitu:
1.
Sehat
Jasmani maupun segi psikologiknya.
2.
Dapat
dipercaya
3.
Dispilin
4.
Adanya
kepercayaan kepada diri sendiri
5.
Berinisiatif
dan kreatif.
6.
Ulet
7.
Teliti
8.
Adanya
sifat keterbukaan
9.
Adanya
kemampuan untuk dapat mengutarakan pendapatnya dengan baik
10.
Mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang teori-teori perkembangan manusia, (khususnya
mengenai mahasiswa, teori-teori belajar, psikologi kepribadian, kesehatan
mental, psikologi sosial dan ilmu-ilmu bantu lain yang dapat mendukung
berkaitan dengan tugas yang diembannya.
11.
Mempunyai
sifat ramah tamah dalam bergaul, mudah bekerja sama dengan orang lain,
mempunyai toleransi terhadap pendapat dan pendirian orang lain. Sehingga dengan
demikian hal ini akan memperlancar dalam menunaikan tugasnya sebagai
pembimbing.
C.
Kepribadian
Guru Pembimbing/ Konselor
Faktor terpenting bagi seorang guru
adalah kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia
menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi
perusak atau penghancur bagi anak didiknya.
Apa yang dimaksud dengan kepribadian?
Kepribadian yang sesungguhnya adalah abastrak (maknawi),
sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah
penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. (Dzakiah
Darajat).
Misalnya :
-
Tindakan
-
Ucapan
-
Caranya
bergaul
-
Berpakaian,
dan
-
Dalam
menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat.
Kepribadian seperti itulah yang harus
dimiliki oleh setiap guru dan guru pembimbing pada khususnya.
Selain kepribadian di atas, seorang
pembimbing atau seorang konselor hendaknya memiliki kepribadian yang
mencerminkan sikap tingkah laku profesinya, cinta terhadap profesinya dan juga
hendaknya memiliki beberapa kepribadian seperti berikut ini. (Eddy Hendrarno
dkk, 1977):
a.
Memiliki pribadi
yang matang.
Hal ini ditandai dengan kestabilan perasaan, khususnya
emosi, tidak mudah terbawa perasaan serta masalah klien, tenang dalam
menghadapi masalah dan cinta pada tuagsnya.
b.
Memiliki
pribadi yang hangat
Konselor hendaknya dapat berhubungan dengan
bermacam-macam tipe pribadi orang lain maupun klien dengan penuh kehangatan.
c. Memiliki
identitas pribadi
Konselor hendaknya
memiliki gambaran yang jelas tentang dirinya sendiri, sehingga jelas
identitasnya.
d. Memiliki toleransi
e. Memiliki
pribadi yang bebas dari kecemasan
f.
Memiliki pribadi penuh penerimaan
Konselor hendaknya dapat
menerima keadaan klien meskipun klien menunjukkan tingkah laku yang negatif
(marah, sikap menyerang, bermusuhan, cemberut dan emosional).
g. Tidak
mementingkan diri sendiri
h. Memiliki
pribadi sebagai ibu
Dalam proses konseling, sering dianalogikan sebagai
hubungan antara ibu dengan anak. Untuk itu baik konselor wanita maupun
laki-laki hendaknya dapat berperan sebagai ibu.
i.
Memiliki
rasa humor
j.
Pribadi
konselor
Dalam melaksanakan tugasnya, hendaknya mencerminkan
orang yang sederhana, rendah hati, hormat dan dapat dipercaya.
D.
Kode
Etika Pembimbing
Sama halnya dengan guru, seorang
pembimbing/ konselor/ penyuluh mempunyai kode etik:
-
Dasar/
Landasan
Landasan kode Etika penyuluh adalah
Pancasila, mengingat bahwa profesi penyuluhan merupakan usaha layanan terhadap
sesama manusia yang bersifat ilmiah dan esensiil dalam rangka tujuan ikut
membina warga Negara yang efektif dan bertanggung jawab.
-
Pengertian
Kode Etika Jabatan
Kode Etika Jabatan ialah pola
ketentuan/ aturan/ tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan
aktifitas suatu profesi. Pola ketentuan/ aturan/ tata cara tersebut seharusnya
diikuti dan ditaati oleh setiap orang yang menjalankan profesi tersebut.
-
Perlunya
Kode Etika Jabatan
Kode Etika diperlukan agar penyuluh
tetap dapat menjaga standar mutu dan status profesinya dalam batas-batas yang
jelas dengan profesi lain, sehingga dapat dihindarkan kemungkinan penyimpangan
tugas oleh mereka yang tidak langsung berkecimpung dalam bidang tersebut.
BAB III
ANALISIS MASALAH
A.
Analisis
Masalah
Telah diuraikan sebelumnya, bahwa
seorang guru khususnya seorang pembimbing haruslah mempunyai kepribadian yang
sehat. Adapun kepribadian-kepribadian itu bisa kita lihat pada Bab II yang
diantaranya menyebutkan bahwa seorang guru haruslah berkepribadian sbb:
1.
Memiliki
pribadi yang matang
2.
Memiliki
pribadi yang hangat
3.
Memiliki
identitas pribadi
4.
Memiliki
toleransi
5. Memiliki
pribadi yang bebas dari kecemasan
6. Memiliki
pribadi penuh penerimaan
7. Berkepribadian
yang tidak mementingkan diri sendiri
8. Memiliki
pribadi sebagai ibu
9. Memiliki rasa
humor
10. Pribadi
konselor
Dari
kepribadian di atas, tepat sekali bahwa guru harus mempunyai kesemua pribadi di
atas.
Karena seorang guru
bertanggungjawab pada anak didiknya/ kliennya. Contoh sederhana adalah
kepribadian pada point 5 yaitu seorang guru pembimbing/ konselor haruslah
memiliki pribadi yang bebas dari kecemasan.
Ini berarti bahwa
seorang guru pembimbing/ konselor hendaknya dapat membebaskan dirinya dari
kecemasan, dengan kata lain harus bisa memisahkan masalah pribadi pada saat
mengkonseling. Setidak-tidaknya kecemasan/ masalah yang baru dihadapinya tidak
mempengaruhi kondisi kliennya.
Dengan
demikian, apapun yang terjadi seorang guru haruslah tetap berkepribadian
seperti di atas khususnya. Dengan semakin berkembangnya kemajuan zaman dan
kompleksnya masalah yang dihadapi klien/ anak didiknya. Sebab seorang konselor/
guru pembimbing adalah manusia biasa yang sewaktu-waktu bisa menjadi bom
(hilang kesabaran menjadi emosi dengan perilaku anak didik).
Bahkan
kenyataannya masih ada guru pembimbing/ konselor yang belum menunjukkan
kepribadian yang kurang pantas dicontoh, karena belum sepenuhnya mampu
mengatasi masalah-masalah yang terjadi terhadap siswa-siswanya dengan kesabaran
dan tidak cepat emosi/ marah dalam menyelesaikan masalah.
BAB
IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian yang telah disampaikan dapat ditarik
kesimpulan:
1.
Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
2.
Untuk
menjadi guru pembimbing ada 11 persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan.
3.
Faktor
terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Dan ada 10 kepribadian yang
harus dimiliki oleh seorang guru pembimbing/ konselor menurut Edy Hendrarno dkk,
1977).
4.
Kode Etika
Jabatan ialah pola ketentuan/ atuaran/ tata cara yang menjadi pedoman dalam
menjalankan tugas dan aktifitas suatu profesi.
B.
Saran
Saran
dari penulis diantaranya:
1. Seorang guru
pembimbing/ konselor harus memahami dan mengetahui dengan baik tentang kode
etika Jabatan.
2. Seorang guru
pembimbing/ konsleor harus memiliki faktor terpenting yaitu kepribadian yang
baik agar pantas dicontoh oleh siswa-siswanya atau bahkan teman-teman
seprofesinya.
3. Agar seorang guru
pembimbing/ konselor bisa memiliki kepribadian yang stabil perlu mengikuti
seminar atau training tentang kepribadian diri. Sesering mungkin untuk
pengembangan diri.
Komentar
Posting Komentar