“ Studi Korelasi Antara Bimbingan Sosial Dengan Kesehatan Mental pada Anak di SD
Tugas ini disusun untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar Pasca Sarjana strata dua program Manajemen
Pendidikan
Mata Kuliah Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu : Bapak Trimo, S.Pd., M.Pd
Disusun oleh :
Nama :
MUHAMMAD MUJIYONO
NIM :
10510074
Prodi : Manajemen Pendidikan
Semester : I
PROGRAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA ( S2 )
IKIP PGRI SEMARANG
TAHUN 2010
ABSTRAK
Skripsi
berjudul
“ Studi Korelasi Antara Bimbingan Sosial Dengan Kesehatan Mental pada Anak
di SD Purwogondo 01 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara 2004 / 2005.“
Permasalahan dalam
penelitian ini adalah : "apakah ada perbedaan siswa yang mendapat layanan Bimbingan Sosial
dengan Siswa yang tidak mendapat layanan Bimbingan Sosial".
Tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk data empiris perbedaan
siswa yang mendapat layanan Bimbingan Sosial Dengan Siswa Yang Tidak Mendapat
layanan Bimbingan Sosial .
Penelitian
ini menggunakan penelitian populasi dengan mengambil seluruh siswa SD Purwogondo 01 Tahun Pelajaran 2004
/ 2005 dengan jumlah populasi 256 siswa yang diambil sampel 40 responden dari
25 % .
Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi sedangkan
metode pembantu yaitu metode observasi . Hipotesis
kerja yang diajukan dalam penelitian ini : ada perbedaan Prestasi Belajar Siswa
Yang Mendapat Bimbingan Sosial Dengan Siswa Yang Tidak Mendapat Bimbingan
Sosial di SD Purwogondo 01 Kalinyamatan
Jepara 2004 / 2005.“
Untuk
melakukan uji validitas dan reliabilitas dalam rangka menilai dokumentasi layak
digunakan untuk mengambil data dengan menggunakan rumus Alpha dengan
menggunakan bantuan Product Moment untuk mencari validitas angket. Dari 40
butir item yang diberikan kepada 40 responden 40 butir item dinyatakan valid
serta dinyatakan ada perbedaan yang signifikansi.
Data yang diperoleh
hasil r hitung sebesar: 0,915 dengan jumlah subyek (N) = 40 dan derajat
kebebasan (df) = 38 (N-2),
dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,312 dan
dikonsultasikan denga t tabel pada taraf signifikansi 1% sebesar: tt =
0,525, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Siswa Yang Mendapat Bimbingan
Sosial Dengan Siswa Yang Tidak Mendapat Bimbingan Sosial di SD Purwogondo 01 Kecamatan Kalinyamatan
Kabupaten Jepara 2004 / 2005“, terbukti dan diterima secara signifikan.
Kesimpulan
dalam penelitian ini adalah untuk mengatasi permasalahan perolehan nilai pada
prestasi belajar adalah dengan meningkatkan perolehan nilai masing-masing siswa
dengan cara meningkatkan Bimbingan Sosial yang lebih efektif.
Saran dari
penulis untuk guru-guru untuk lebih banyak dan sungguh – sungguh memberi
layanan bimbingan sosial dengan meningkatkan peran guru dalam memberi layanan
khusunya Bimbingan sosial sehingga
kesehatan mentalnya dapat memacu prestasi belajar mendatang.
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat dankaruniaNya, sehingga penulisan makalah dengan tema “Prospek
Teknologi Pendidikan Berdasarkan Analisis SWOT” dapat terselesaikan.
Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi
nilai tugas akhir semester I mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
1.
Bapak Trimo,
S.Pd., M.Pd sebagai dosen pembimbing mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan.
2.
Teman-teman
yang telah membantu serta semua pihak yang membantu dalam kelancaran pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan yang berkepentingan.
Jepara, Desember 2010
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
KATA – KATA KUNCI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penulisan
BAB II PERAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN
- Tahap-tahap Usia Belajar
- Peran TIK dalam Dunia Pendidikan
- Etika Penggunaan TIK
BAB III TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI BERDASARKAN ANALISIS SWOT
- Faktor Internal
- Faktor Eksternal
BAB IV PENUTUP
- Simpulan
- Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan bidang TIK saat ini
sangat pesat, dan berpengaruh sangat significant terhadap pribadi maupun
komunitas, segala aktifitas kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya hidup maupun berfikir
oleh karena itu : pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka
mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan
dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek
kehidupan sehari – hari.
Hal ini dibutuhkan untuk menghadapi
tantangan perkembangan zaman. Siswa yang telah mempraktekan ini akan memiliki
kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai jenis Teknologi dan
menggunakannya secara efektif dan siswa mampu memahami dampak negatif dan
keterbatasan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta mampu memanfaatkannya
untuk proses belajar.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaiman
peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dunia Pendidikan ?
2.
Apa saja
kendala yang dihadapi saat jika TIK diterapkan di lingkungan Pendidikan ?
3.
Bagaimana
TIK jika dipandang berdasarkan analisis SWOT.
C.
Tujuan
Penulisan
Dalam makalah ini kita bisa
mengetahui tentang hal – hal yang berhubungan dengan TIK, mengenai peran dan
kendala yang dihadapi jika TIK diterapkan di lingkungan Pendidikan. Serta
bagaimana TIK jika dipandang berdasarkan analisis SWOT.
BAB II
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Pada hakekatnya TIK menyiapkan siswa agar dapat terlibat
pada perubahan yang pesat dalam dunia kerja maupun kegiatan lainnya yang
mengalami penambahan dan perubahan dalam variasi penggunaan TIK ini digunakan
untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis dan saling tukar informasi secara
kreatif namun bertanggung jawab. Hal ini bertujuan agar siswa dengan cepat
mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan masyarakat, komunitas dan
budaya.
Penggunaan TIK akan mengembangkan sikap inisiatif dan
kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa mampu memutuskan dan pendahuluan
mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK secara tepat dan
optimal serta implikasinya saat ini dan dimana yang akan datang.
A.
Tahap-tahap
Usia Belajar
Untuk tiap tingkat jenjang pendidikan
formal yang dimulai dari SD sampai Perguruan tinggi memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Dimana tipe-tipe ini sangat mempengaruhi dalam proses
pembelajaran yang terkait dengan pencapaian tujuan.
Adapun tahap-tahap itu antara lain :
1.
Tahap
Sensomotori
Yaitu pertumbuhan kognitif didasarkan pada panca indera
dan motorik.
2.
Tahap
Praoperasional
Yaitu meniru yang tertunda dan dalam imajinasi
anak-anak.
3.
Tahap
Konkret
Yaitu kemampuan untuk melakukan operasional mental yang
fleksibel dan dapat diputarbalikkan sepenuhnya.
4.
Tahap
Operasi Formal
Yaitu kemampuan untuk berfikir tentang masalah-masalah
hipotesis, apa yang terjadi maupun yang nyata dan berfikir kemungkinan-kemungkinan
yang aktual.
Kita ketahui bahwa diSD mata
pelajaran TIK merupakan mata pelajaran muatan lokal, yang artinya dapat
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan sekolah tersebut. Melihat
keadaan ini tidak semua siswa SMP memiliki latar belakang pengetahuan dasar
tentang TIK sebelumnya, sehingga mempersulit proses pembelajaran yang kemudian
harus dapat diakomodir oleh seorang guru TIK.
Selain karakteristik siswa yang
berbeda, mata pelajaran TIK dapat dianalisis dari gurunya. Melihat keadaan
realita di lapangan bahwa hampir di setiap sekolah yang memiliki mata pelajaran
TIK guru TIK-nya adalah guru yang dipersiapkan dari paket pembelian komputer
secara berjangka, kalaupun tidak guru komputer hampir dari rata-rata bukan dari
keguruan, melainkan dari sarjana komputer. Untuk keilmuan komputer para guru
ini tidak diragukan lagi.
Akan tetapi apakah secara psikologi
kejiwaan guru tersebut dapat menguasai karakteristik siswa yang berbeda
tersebut. Selain itu untuk sekolah yang tidak memiliki jumah komputer sesuai
dengan jumlah siswa di setiap kelas, sehingga siswa secara bergantian
menggunakannya pun juga menjadi salah satu kendala. Melihat kenyataan ini
kurikulum yang termakhib dalam KTSP untuk dapat berkembang atau berkurangsesuai
dengan kebutuhan sekolah masing-masing.
Pertanyaan yang muncul “munkinkah
lulusan ini memiliki kompetensi yang sesuai dengan acuan KTSP?”
Kesesuaian KTSP dengan proses
pembelajaran apakah harus dipertahankan, sehingga membuat siswa menunggu atau
jutru kreatifitas gurulah yang membuat kurikulum ini terus berkembang. Dengan
adanya mata pelajaran TIK di sekolah, guru TIK diharapkan dapat menjadi
fasilitator untuk guru mata pelajaran lainnya agar mampu menerapkan TIK dalam
proses pembelajarannya.
B.
Peran
TIK dalam Dunia Pendidikan
Menurut Alavi dan Gallupe (2003), peran TIK di dunia
pendidikan ada 9 yaitu :
1.
Memperbaiki
competitive Positioning.
2.
Meningkatkan
Grand image
3.
Meningkatkan
kualitas pembelajaran dan pengajaran
4.
Meningkatkan
kepuasan siswa
5.
Meningkatkan
pendapatan
6.
Memperluas
basis siswa
7.
Meningkatkan
kualitas pelayanan
8.
Mengurangi
biaya operasi
9.
Mengembangkan
produk layanan baru
C.
Etika
Penggunaan TIK
Etika-etika tersebut terdapat pada bagian etika profesi
:
1.
Standar
teknis
2.
Kopetensi
3.
Tanggung
jawab Profesi
4.
Kerahasiaan
BAB
III
TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
BERDASARKAN
ANALISIS SWOT
Tahap analisis SWOT menurut Rangkoti (1977) :
1.
Identifikasi
faktor-faktor Eksternal dan Internal
2.
Memberi
nilai peubah dengan pembobotan serta rating dari 1 sampai dengan 5. Bobot
dikalikan dengan rating dari setiap faktor untuk mendapatkan skor untuk
faktor-faktor tersebut.
A.
Faktor Internal
1.
Strengths
(kekuatan)
a.
Sumber
daya finansial yang melimpah
b.
Infrastuktur
komunikasi yang cukup memadai
c.
Ketersediaan
perangkat keras telah memadai
d.
Akses
Internet telah tersedia di seluruh wilayah
2.
Weakness
(kelemahan)
a.
Kuantitas
dan kualitas SDM pengelola TIK rendah
b.
Komitmen
pemerintah belum cukup kuat
c.
Perangkat
lunak masih sedikit tersedia
d.
Data dan
informasi belum terpadu
e.
Kualitas
pelayanan masyarakat masih rendah dan belum memanfaatkan TIK secara optimal
f.
Belum
meratanya akses informasi dan komunikasi bagi masyarakat
B.
Faktor Eksternal
1.
Opprtunity
(peluang)
a.
Turunnya
harga TIK
b.
Divertasi
masyarakat tinggi
c.
Lembaga
pendidikan TIK yang tumbuh berkembang
d.
Masih
banyaknya informasi pengetahuan dan teknologi terbaru di luar yang belum dapat
diakses
2.
Threathment
(ancaman)
a.
Semakin
tingginya persaingan di tingkat global
b.
Tuntutan
masyarakat untuk memperoleh layanan cepat, tepat dan terpadu.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan TIK diajarkan
dengan berbagai tujuan antara lain dapat mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar
mandiri, sehingga siswa mmapu memutuskan, mempertimbangkan sendiri kapan dan
dimana penggunaan TIK secara tepat dan optimal serta penerapannya.
Namun ada juga kendala yang dialami
apabila TIK diterapkan antara lain seperti latar belakang siswa yang
berbeda-beda, dimana ada yang sudah memiliki pengetahuan tentang TIK lebih
banyak dan ada yang masih belum berpengalaman. Guru dan fasilitas-fasilitas pun
juga sangat berpengaruh yaitu kualitas dan kuantitas SDM dan tersedianya sarana
dan prasarana yang memadai.
B.
Saran
1.
Membuat
kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan dan
pemanfaatan TIK.
2.
Mengembangkan
kapasitas SDM pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan TIK.
3.
Meningkatkan
pelayanan dasar berupa infrastuktur dan akses jaringan komunikasi data bagi
masyarakat secara merata dan proporsional.
4.
Mengembangkan
dan menyediakan layanan akses informasi untuk menciptakan pelajar yang kelak
akan memiliki daya saing global.
DAFTAR PUSTAKA
http://mti.ugm.ac.id/-yudhistira/resourceMTI/UAS/S1/kelompok_2-tugas_2-Renta-GrandDesign-Kaltim-ppt.
Komentar
Posting Komentar