RUKUN ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
                 Karena sangat pentingnya rukun Islam dalam kehidupan beragama, Nabi Muhammad SAW bersabda untuk mendirikan sholat, karena sholat adalah tiang agama. 
                 Bukan hanya sholat, seorang muslim juga harus membayar zakat, wakaf dan sodakoh bagi yang mampu.  Tidak hanya ketiga term tersebut di dalam kehidupan bermasyarakat apalagi terhadap tetangga yang memiliki agama lain, harus hidup bertoleransi karena dalam hubungan kemasyarakatan.
                 Islam menganjurkan seorang muslim untk saling bertoleransi terhadap seluruh umat di dunia, guna terciptanya masyarakat yang berbudi luhur sesuai syariah agama Islam.

B.   Rumusan Masalah
                 Dari penjelasan latar belakang masalah di atas, dapat kita jadikan beberapa rumusan masalah, yaitu:
       1.    Apa yang dilakukan agar sholat khusus’?
       2.    Apa pengertian zakat, wakaf dan hubungan kemasyarakatan?
       3.    Tantangan dan beratnya melakukan zakat?
       4.    Pandangan agama Islam terhadap umat non muslim?









BAB II
PEMBAHASAN

1.    a.    Pengertian Sholat
                        Sholat menurut bahasa ialah doa.  Ada yang berkata, sholat itu bermakna doa, ta’zim, rahmat dan berkat serta puji.  Sholat merupakan senjata sakti yang dapat mematahkan serangan hawa nafsu setan dan penawar yang sangat mujarab. 
                        Dengan sholat kita membersihkan jiwa dan rohani kita dari aneka rupa perangai keji dan buruk.  Sabda Nabi:”Masa yang paling dekat seseorang hambanya kepada Tuhannya, ialah masa hamba itu sedang bersujud.”(HR. Bukhari).

       b.    Khusus’ dalam Sholat
                        Dalam melaksanakan ibadah sholat tidak pernah terlepas dari kekhusukan sholat itu sendiri. 
Secara bahasa, khusu’ memiliki arti tunduk, pasrah, merendah atau diam.  Sedangkan menurut istilah khusu’ artinya kelembutan hati, ketenangan sanbari yang berfungsi menghindari keinginan keji yang berpangkal dari memperturutkan hawa nafsu hewani, serta kepasrahan di hadapan ilahi yang dapat melenyapkan keangkuhan, kesombongan dan sikap tinggi hati. 
Jadi, kekhusukan dalam sholat bukanlah sekedar kemampuan memaksimalkan konsentrasi sehingga pikiran hanya terfokus dalam sholat.  Namun kekhusukan lebih merupakan kondisi hati yang penuh rasa takut, pasrah, tunduk dan sejenisnya yang membias dalam setiap gerakan sholat, sehingga menjadi  Nampak anggun, khidmat dan tidak serampangan.



              Akan tetapi, bagaimana caranya agar sholat kita khusuk?
              1)    Terlebih dahulu, bersihkan hati dan pikiran dari pengaruh godaan setan.  Karena seringkali hati dan pikiran kita tidak terfokus mengingat Allah dalam sholat.
              2)    Pusatkan pikiran hanya kepada Allah SWT.
              3)    Menyadari bahwa kita sedang menghadap Allah.
              4)    Mempelajari dan memahami arti serta makna bacaan sholat
              5)    Menganggap sholat yang sedang dilakukan adalah sholat terakhir.
              6)    Memperhatikan kondisi tubuh dan lingkungan.
              7)    Ikhlas semata-mata untuk mendapat ridho Allah.
              8)    Tepat waktu dan tidak terburu-buru.
              9)    Pasrah dan merendahkan diri.
                               Kekhusukan dalam sholat akan berdampak pada khusuk di luar sholat.  Artinya hal-hal  yang dilarang oleh AllahSWT tidak akan dilanggarnya.
                        Di dalam sholat saya selama ini, sholat yang aku ketahui ialah dialog antara Tuhan dengan seorang hamba-Nya.  Dan yang terpenting ialah selalu mengerjakan sholat tersebut tanpa memperhatikan ruang lingkup sholat itu sendiri, ternyata yang  kuketahui selama ini salah.  Apabila kita mengetahui arti dari kekhusukan sholat itu sendiri, niscaya ketenangan batin akan didapatkannya.
              Saya harus berusaha memperbaiki  sholat dengan cara:
              1)    Mempelajari lebih dalam sholat itu sendiri melalui buku-buku atau referensi lain di berbagai media massa.
              2)    Menguatkan hati serta pikiran hanya kepada Allah semata.
              3)    Mengamalkannya dalam sholat.

2.    Zakat dan Sedekah
                     Zakat dan sedekah memiliki arti memberikan sebagian harta yang dimilikinya kepada orang lain, sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diterima serta dorongan rasa empati atas kebutuhan orang lain.  Sebagaimana dalam Alqur’an “Pungutlah dari harta mereka zakat yang membersihkan harta mereka dan mensucikan jiwa mereka serta doakanlah mereka.”  Zakat itu wajib, sedangkan sedekah itu sunah.  Semua harta berupa apa saja yang bermanfaat dapat disedekahkan.
                     Zakat merupakan rukun islam dan sebagai asset umat Islam terbesar dalam proses pengembangan dakwah Islam zakat harta diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun ke dua Hijriyah setelah kewajiban puasa Ramadhan dan zakat Fitri.  Zakat mal ini tidak diwajibkan atas para nabi karena zakat itu sarana penyuci bagi orang yang mungkin banyak dosa sementara para nabi terbebas dari dosa.
                     Sedekah yang baik ialah sedekah yang dirahasiakan penyerahannya dari penglihatan orang banyak daripada sengaja dinampakkan di muka umum.  Hal ini dilakukan agar sifat-sifatnya yang dapat menghapus pahala.  Sedekah tidak muncul di hati orang yang mengeluarkan sedekah-sedekah semacam ini, dapat memadamkan kemurkaan Tuhan.

3.    a.    Wakaf
              Obyek wakaf yang dapat diwakafkan adalah benda bergerak (tanah, rumah) maupun benda tidak bergerak (uang).       
              Terminologi wakaf berasal daripada perkataan Arab “Waqaf” yang bermaksud berhenti, menengah, dan menahan.
              Dari segi istilah ada takrif seperti : Syed Sabid (Fiqh at Sunnah), wakaf telah menahan harta dan memberikan manfaatnya pada jalan Allah.  Takrif tersebut telah menunjukkan kedudukan wakaf sebagai sebahagian daripada yang dianjurkan syariah sebagaimana firman Allah SWT.
              “Bandingkan (pahala) orang yang membelanjakan harta mereka pada jalan Allah seperti sebiji benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, dan pada tiap-tiap tangkai itu pula terdapat seratus biji.  Allah melipatgandakan (pahala) bagi setiap yang Dia kehendaki dan Allah Maha luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui (Surat Al-Baqarah, ayat 261).
                 Istilah wakaf adalah berkaitan dengan infaq, zakat dan sedekah. Ia termasuk dalam mafhum infaq yang disebut oleh Allah sebanyak 60 kali dalam Alqur’an.  Ketiga perkara ini bermaksud memindahkan sebagian daripada segolongan umat Islam kepada mereka yang memerlukan. 
                 Namun, berbanding zakat yang diwajibkan ke atas umat Islam yang memenuhi syarat-syarat tertentu dan sedekah yang menjadi sunat yang umum ke atas umat Islam, wakaf lebih bersifat pelengkap (complement) kepada kedua-dua perkara tersebut. 
                 Di samping itu, apa yang disumbangkan melalui zakat adalah tidak kekal dimana sumbangannya akan digunakan dalam bentuk hangus, sedangkan harta wakaf adalah berbentuk produktif ialah kekal dan boleh dilaburkan dalam pelbagai bentuk untuk faedah mada depan.
b.    Keistimewaan
       1)    Keunikan wakaf pada konsep pemisahan di antara hak pemilikan dan faedah penggunaannya.
       2)    Wakaf adalah sedekah berterusan yang bukan saja membolehkan wakaf mendapat pahala berterusan tetapi penerima mendapat faedah berterusan.
       3)    Penggunaan harta wakaf adalah untuk kebajikan dan perkara-perkara yang diharuskan oleh syara’.
c.     Syarat Wakaf
       1)    Seorang wakaf telah dewasa, berakal sehat, tidak berhalangan membuat perbuatan hokum dan pemilik utuh dan sah dari harta benda yang diwakafkan.
       2)    Akad wakaf yang diikrarkan seorang wakaf harus disaksikan oleh dua orang saksi dan pejabat pembuat akta wakaf.



4.    Sedekah
              Banyak orang yang berat untuk melakukan sedekah dikarenakan :
       a.     Kecintaannya terhadap harta dibandingkan dengan Allah.
       b.    Takut hartanya berkurang.
       c.     Sulitnya mencari uang.
       Cara menanggulangi:
       1)    Ingat akan hari akhir (di akhirat) dan balasan terhadap orang yang mengingkari sedekah.
       2)    Membaca ayat Alqur’an yang menjelaskan akan arti sedekah dengan merenung, memahami dan mengamalkannya.
       3)    Menyingkiarkan penghalang menuju sedekah.

5.    Pandangan agama Islam terhadap Umat non Muslim
                   Dalam segi akidah, setiap orang yang tidak mau menerima Islam sebagai agamanya, disebut kafir atau non Islam.  Mereka terdiri dari orang-orang musyrik yang menyembah berhala disebut watsani. 
                   Namun, apabila ada tetangga yang mempunyai keyakinan berbeda dengan agama kita, kita patut bertoleransi dengannya. Karena saling bertoleransi diajarkan dalam agama Islam guna terciptanya masyarakat madani.  Menjalin silaturhami dengan tetangga dan tetap member bantuan bila memerlukan. 
                   Hal ini dilakukan guna terjalin keharmonisan dalam komunikasi antarsesama penganut agama, yang merupakan tujuan dari kerukunan beragama agar tercipta masyarat yang bebas dari ancaman, kekerasan hingga konflik agama.






Daftar Pustaka :
Drs. H. Yasin, M.Ag.,2008. Fiqih Ibadah. Kudus: DIPA STAIN Kudus.
Hasbi Fuad. 2003. Kuliah Ibadah. Semarang: PT. Pustaka Rizki.







 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Bola Besar

TUGAS AKHIR PROGRAM

WISATA PULAU BALI DAN LAPORAN PERJALANAN WISATA