Kesulitan Menumbuhkan Semangat Belajar Yang Menurun



MATERI LAYANAN
Kesulitan Menumbuhkan Semangat Belajar Yang Menurun
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung secara progressif, juga merupakan suatu proses perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan. Jadi dapat diartikan proses belajar adalah sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Dengan demikian, para ahli banyak yang membuat definisi tentang belajar yang berbeda, karena perbedaan sudut pandangnya.Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar.Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang memerlukan perhatian khusus, keuletan, keteguhan, ketekunan, kerajinan dan kedisiplinan. Oleh karena itu agar proses pembelajaran yang diselenggarakan berdayaguna dan berhasil guna, maka proses pembelajaran tersebut benar-benar harus dilaksanakan dengan baik dan berdisiplin tinggi.Disiplin merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan pembelajaran dan hal ini harus dilakukan oleh semua warga yang terlibat dalam sebuah lembaga yang melakukan proses pendidikan.Harapan yang tak pernah sirna dan selalu dituntut oleh guru adalah bagaimana bahan pelajaran itu yang disampaikan guru dapat disukai anak secara tuntas. Hal ini merupakan masalah yang cukup rumit dirasakan oleh guru, di mana anak mempunyai kepribadian yang beraneka ragam, ciri khas individu merupakan keunikannya. Mereka juga makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.Pada masa pertumbuhan anak-anak usia dini merupakan masa pertumbuhan yang positif di mana lingkungan keluarga maupun masyarakat di sekitarnya sangat mendukungnya. Kehidupan sosialnya tumbuh dan diperkaya dengan kemampuan bekerja sama juga dalam hal bersaing dan kehidupan kelompok sebaya.Dalam bergaul, bekerja sama dan kegiatan bersama tidak membedakan jenis. Yang menjadi dasar adalah perhatian dan pengalaman yang sama.Lingkungan keluarga sangatlah menentukan keberhasilan belajar.
Status ekonomi, status sosial dan lingkungan keluarga ikut berperan dalam keberhasilan proses belajar. Suasana keluarga yang tenteram akan menciptakan keharmonisan keluarga. Maka dengan keharmonisan ini anak cenderung lebih giat dalam belajar, selain itu peran masyarakat pun sangat mempengaruhi dalam kegiatan belajar. Hal-hal yang menyimpang dari lingkungan masyarakat akan mudah terserap oleh individu.Dengan hal ini siswa akan membandingkan pengalaman yang ia peroleh di lingkungan sekolah dengan pengalaman yang ia dapatkan di lingkungan masyarakat.Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor yang menunjang terhadap keberhasilan proses belajar-mengajar tersebut. Faktor metode mengajar akan berkaitan dengan model pembelajaran yang diterangkan. Pendidikan prasekolah sangat penting artinya, bukan hanya sebagai pengisi waktu anak saja, tetapi juga untuk mempersiapkan anak di masa mendatang. Banyak para tokoh yang mengakui tentang pentingnya pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini.Usaha-usaha ke arah tersebut dapat berupa membangkitkan motivasi, seperti guru berupaya dalam menyampaikan pelajaran dengan tujuan yang jelas dan menarik, menciptakan suasana yang menyenangkan, memberikan pujian, menghargai pekerjaan siswa, dan memberikan kritik dengan bijaksana.
1.    Pengertian Kesulitan Belajar
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-­kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi.Demikian antara lain kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan "kesulitan belajar." Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor inteligensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non inteligensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar, oleh karena itu, dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah – masalah yang berhubungan dengan kesulitan – kesulitan belajar.
a. Faktor Psikis
1) Karena sakit
Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensorisnya dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui indranya tidak dapat diteruskan ke otak.
2) Karena kurang sehat
Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasi hilang. Karena hal – hal ini maka penerimaan dan respon pelajaran berkurang.
3) Gangguan perkembangan otak semasa bayi berupa janin
Sepanjang masa kehamilan perkembangan otak ini rentan sekali mengalami gangguan atau permasalahan terjadi pada awal kehamilan, maka sang janin mungkin sekali mati, atau bila sempat lahir akan mengalami cacat bawaan serta gangguan mental. Jika gangguan ini terjadi belakangan, dimana sel – sel spesifik telah terbentuk dan berada pada tempatnya masing – masing, maka cacat yang mungkin terjadi berupa sel yang tidak semestinya.
4) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/ saraf. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, pata tangan, lumpuh dan lain – lain.
5) Makanan
Makanan-makanan itu harus dipilih untuk pertumbuhan dan bebas dari racun hewan/tumbuh‑tumbuhan (toxins) atau racun yang mungkin turut masuk ke dalam tubuh waktu makan, minum atau mencium makanan/minuman. Adapun yang termasuk toxins adalah semua makanan yang dapat menyebabkan anak sakit. Dengan demikian jelas bahwa anak yang, kekurangan vitamin, protein atau kekurangan substansi lain yang diperlukan, maka dampak negatifnya akan merasa cepat capek, tidak dapat memusatkan perhatian terhadap kegiatan belajar.



6) Kecanduan
Alkohol, ganja dan sejenisnya dapat menimbulkan ketagihan. Pada mulanya kebiasaan itu kelihatan tidak berbahaya dan gampang ditinggalkan, tetapi sebelum bahaya itu disadari, kuasa kemauan sudah hilang sehingga kebiasaan itu tidak dapat ditinggalkan lagi.Misalnya: kasus yang dialami Sali yaitu pernah mencoba minuman keras yang berasal dari teman-temannya, sehingga ia merasa ketagihannya bertambah besar dan tidak dapat memusatkan perhatian, tidak dapat menyelesaikan pekerjaan rumah serta sulit memahai konsep-konsep baru
7) Kecapaian/ kelelahan
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Orang dalam keadaan sehat jasmaninya akan berbeda hasil belajarnya dengan orang yang kondisi jasmani dalam keadaan jasmani lemah. Seorang dalam kondisi kelelahan tidak mudah menerima pelajaran, bahkan mudah mengantuk, sehingga prestasi belajarnya rendah.
b. Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor­-faktor itu adalah: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
1.    Perhatian
Perhatian menurut gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itu pun semata – mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakat.
2.    Bakat
Bakat adalah potensi/ kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbda – beda. Seseorang yang mungkin di bidang lain ketinggalan. Seseorang yang berbakat di bidang tehnik tetapi di bidang olahraga lemah.Jadi, seseorang akan mudah mempelajari yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang anak harus mempelajari bahan yang lain dari bakatnya ia akan cepat bosan, mudah putus asa, tidak senang.
3.    Minat
Tidak adanya minat seseorang anak terhadap sesuatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar.Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe – tipe khusus anak banyak menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu, pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu. Dari tanda – tanda itu seorang petugas diagnosis dapat menemukan apakah sebab kesulitan belajarnya disebabkan karena tidak adanya minat, atau oleh sebab yang lain.
4.    Motivasi
Motivasi merupakan suatu proses untuk menggiatkan motif – motif menjadi perbuatan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha. Sebaliknya mereka yang bermotivasi rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.
5.    Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat – alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari – jarinya sudah siap untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak dan lain - lain.
6.    Kesiapan
Kesiapan menurut Jameles Drever adalah kesedian untuk memberi respon atau bereaksi.
Kesedian itu timbul  dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
2.    Kecerdasan/ intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan dengan organ lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi dari seluruh aktivitas manusia.Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar anak, karena  menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua, guru,dan sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya.Para ahli membagi tingkatan IQ menjadi bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut (Fudyartanto 2002):
Tingkat Kecerdasan (IQ)
Klasifikasi
140-169
amat superior
120-139
superior
110-119
rata-rata tingi
90-109
rata-rata
80-89
rata-rata rendah
70-79
batas lemah mental
20-69
lemah mental


3.    Cara-Cara menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
a.    Hal – hal yang dilakukan murid / siswa
Bergaulah dengan orang-orang yang senang belajar,Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi. Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
Belajar apapun,Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
Belajar dari internet,Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis bahasa inggris.
Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif,Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
Cari motivator,Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup.
Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahkan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi…………………………………
Ada yang mengatakan bahwa secara garis besar ada 3 perubahan penting yang terjadi di usia ini yaitu :
1. Rasa ingin bermain dan bersosialisasi terhadap teman,
2. Rasa ingin aktif dalam berbagai kegiatan organisasi/kelompok sebaya
3. Kewajiban utk berhasil dalam menuntut ilmu (belajar di sekolah).
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara – cara bertingkah laku yang baru hasil dari pengalaman dan latihan.Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, dalam arti, perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar. Untuk bisa disebut belajar, perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada periode waktu yang cukup panjang. Seberapa lama periode waktu itu berlangsung, sulit ditentukan dengan pasti, namun perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari- hari, berbulan-bulan, ataupun. bertahun-tahun.Belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung secara progressif, juga merupakan suatu proses perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan. Jadi dapat diartikan proses belajar adalah sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Dengan demikian, para ahli banyak yang membuat definisi tentang belajar yang berbeda, karena perbedaan sudut pandangnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Bola Besar

TUGAS AKHIR PROGRAM

WISATA PULAU BALI DAN LAPORAN PERJALANAN WISATA