PENGARUH PUPUK DENGAN JENIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT



PENGARUH PUPUK DENGAN JENIS YANG BERBEDA
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT

A.   Tujuan
       Mengamati pengaruh pupuk dengan jenis yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit.

B.   Landasan Teori
       1.    Macam-macam Pupuk
              a.    Pupuk Urea
                     Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.  Unsur nitrogennya sebesar 46% itu artinya dalam 100 kg pupuk urea ada 46 kg hara nitrogen.  Pupuk ini mudah larut dalam air dan bersifat higroskopis (mudah menghisap air).  Urea memliki densitas (masa jenis) sebesar 1335 kg/m3 pada suhu 20oC  titik lebur 132,6oC tak mudah terbakar, dan dapat menghantarkan listrik.  Urea memiliki berat molekul sebesar 60,056 g/mol.  Pupuk urea berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2CON2.
                     Kekurangan nitrogen,  seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil.  Daun tua berwarna kekuningan, pertumbuhan buah tidak sempurna seringkali masak sebelum waktunya, dan jika dalam keadaan kekurangan yang parah menjadi kering mulai dari bagian bawah tanaman terus ke bagian atas tanaman.
       Unsur hara nitrogen berguna untuk membuat bagian tanaman lebih hijau dan segar, mempercepat pertumbuhan dan menambah kandungan protein hasil panen.
                     Pupuk urea merupakan pupuk yang paling umum digunakan di seluruh dunia karena dianggap paling aman dan efektif dibandingkan pupuk yang ditemukan sebelumnya (ammonium nitrat).
       Kelebihannya yaitu ketika pupuk urea digunakan sesuai porsi dan diukur malalui me todologi yang tepat maka urea akan memberikan hasil produksi yang optimal.
                     Kelemahan pupuk urea dapat menghasilkan polutan berbahaya selama proses produksi  yang melibatkan emisi gss polutan di udara.  Pada kondisi tertentu urea dapat mengganggu kestabilan Ph di dalam tanah yang mengakibatkan terganggunya kesuburan alami tanah tersebut (Adit Sipemalas.blogspot.com. 8:29:16, 24 September 2012).
              b.    Pupuk Kompos
                     Pupuk kompos adalah hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organic seperti tanaman, hewan, atau limbah organic lainnya.  Kompos yang digunakan sebagai pupuk disebut pupuk organic karena penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organik.  Kompos merupakan humus yang prosesnya dipercepat dengan pengaturan bahan-bahan kompos sehingga kandungan hara yang dikandung pun lebih tinggi dibandingkan dengan humus.  Sedangkan pengomposan itu sendiri adalah pengurasan bahan organic oleh sejumlah besar mikroorganisme dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan hasil akhir berupa humus.
                     Keunggulan kompos dibandingkan dengan pupuk kimia adalah kompos yang tidak merusak tanah, bebas dari sumber penyakit, tidak menurunkan pH tanah dan kompos menggemburkan tanah.  Kandungan haranya menetap pada tanah, tidak terlarut air sehingga dosis penggunaannya pada masa musim penanaman ke depan kemungkinan besar dapa t diturunkan tergantung pada sifat dan pengisapan hara oleh tanaman pengapuran pada tanahnya yang mempunya pH yang sangat masam malah pengapuran tidak diperlukan apabila kadar penggunaan kompos sangat besar. Dikarenakan sifat kompos yang netral dan cenderung untuk menjadi basa (Proses –pembuaatan-pupuk- kompos 2011/01/05, 24 September 2012).
              c.    Pupuk Kandang
                     Pupuk kandang mengandung 3 golongan komponen yaitu litter (kotoran/sampah), ekscreta padat (bahan keluaran padat) dari binatang, dan ekscreta cair (urin).  Sifat/keadaan dan konsentrasi relative dari komponen-komponen ini dalam macam-macam pupuk kandang adalah sangat berbeda, tergantung dari jenis binatangnya, cara pemberian makanannya dan pemeliharaan binatang-binatang tersebut.  Sisa-sisa tanaman yang merupakan kotoran pada pupuk kandang biasanya tinggi kandungan karbohidrat, terutama selulosa, dan rendah kandungan nitrogen maupun mineral.  Nitrogen dan mineral terkandung tinggi pada urin, dan kandungan karbohidratnya sangat kecil, sehingga memberikan suatu media yang lebih seimbang bagi perkembangan mikroorganisme.  Kotoran hewan lebih rendah daripada pupuk kimia . Oleh karena itu biaya aplikasi pemberian pupuk kandung ini lebih besar daripada pupuk organik.
                     Hara dalam pupuk kandang in tidak mudah tersedia bagi tanaman.  Ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi/ mineralisasi dari bahan-bahan tersebut.  Rendahnya ketersediaan hara dari pupuk kandang antara lain disebabkan karena bentuk NP serta unsur lain terdapat dalam bentuk senyawa kompleks organ protein atau senyawa asam humat atau lignin, yang sulit terdekomposisi.  Pupuk kandang digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah.
                     Kelemahannya yaitu semakin jarang orang yang memelihara kambing.  Kotoran kambing lebih baik daripada kotoran sapi dan kerbau, dikarenakan kotoran kambing jauh lebih baik dan bertahan lama dengan bentuk menyerupai biji-bijian (id.wordpress.com/tag/pengertian-pupuk-kandang, 24 September 2012).
       2.    Tanah
                     Tanah berbentuk akibat perubahan cuaca dan aktivitas berbagai mahluk hidup, di antaranya seperti hewan dan tumbuhan.  Tanah merupakan campuran dari berbagai mineral, bahan-bahan organik, air dan udara.  Tanah merupakan lapisan kerak bumi yang ada di lapisan atas, yang  juga merupakan tabung reaksi alami yang menyangga seluruh kehidupan yang ada di bumi.  Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan kimia.  Beberapa sifat fisika tanah antara lain : tekstur, struktur dan kadar tanah.
                     Sedangkan sifat kimia menunjukkan suatu sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut, contohnya reaksi tanah (pH), kadar bahan organik dan kapasitas pertukaran kation (KPK) (Kangmus, com/pengertian-tanah.html. 2 juni 2011, 24 September 2012).
       3.    Tanaman Cabe Rawit
                     Cabai rawit secara umum memang bisa ditanam di sembarang tempat, daerah dan waktu cabai dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai tinggi, di areal sawah, tegalan.  Sedangkan untuk waktu  cabai bisa ditanam pada musim hujan sampai musim kemarau.  Meski tanaman ini mampu untuk tumbuh dan berbuah pada berbagai situasi, tentu untuk mendapatkan produksi  serta produktivitas yang kita inginkan.
                     Tanaman cabai rawit tidak tahan banyak hujan, terutama waktu berbunga, karena bunganya akan mudah gugur.
       Waktu tanam yang baik adalah pada awal musim kemarau (Maret/April).
       Syarat Tumbuh :
                     Secara umum pertumbuhan cabai rawit akan sangat baik kalau ditanam di daerah dengan curah hujan dan panas yang cukup.  Penanaman pada tempat yang berbeda dari persyaratan tersebut akan menghasilkan buah dan kualitas yang tidak kita dapatkan.  Faktor lokasi penanaman berukuran cukup besar dalam berproduksinya buah cabai rawit paling cocok pada tinggian 0-500 m dari permukaan laut dan suhu rata-rata 19-30oC dan curah hujan 1000-3000 mm/tahun.
                     Tanah kaya bahan organic gembur dan sorong serta pH 6,0-7,0. Bila tingkat kemasaman lebih rendah dapat dinaikkan dengan penambahan pemberian kapur pertanian,  Kelembaban yang cocok berkisar 70-80% tanaman saat pembentukan buna dan buah.  Kelembaban yang melebihi 80% terutama saat pembentukan bunga dan buah.  Kelembaban yang melebihi 80% memacu pertumbuhan cendawan yang berpotensi nyerang dan merusak tanaman.  Jika kurang 70% membuat cabai kering dan mengganggu pertumbuhan generatifnya (Apeptea.wordpress.com/2012/05/18, 24 September 2012).

C.   Rumusan Masalah
                     Bagaimana pertumbuhan tanaman cabai rawit dengan pemberian pupuk yang jenisnya berbeda.

D.   Hipotesa
                     Kemungkinan tanaman cabai rawit tumbuh lebih subur jika diberi pupuk.

E.   Variabel
       1.    Variabel Bebas
              a.    Pupuk kandang
              b.    Pupuk kompos
              c.    Pupuk urea

       2.    Variabel Terikat
              Pertumbuhan tanaman cabai rawit.
       3.    Variabel Terkontrol
              a.    Penyinaran yang sama
              b.    Penempatan yang sama
              c.    Jenis tanaman cabai yang sama
              d.    Media tanaman cabai yang sama
              e.    Tanaman cabai yang tidak diberi pupuk
              e.    Jumlah pemberian air yang sama
              f.     Waktu pemberian pupuk yang sama.
              g.    Jumlah pupuk yang sama.

F.    Alat dan Bahan
       1.    Alat
              a.    4 buah botol Aqua 1,5 liter.
              b.    Penggaris
              c.    Alat tulis
       2.    Bahan
              a.    Tanah
              b.    Pupuk urea
              c.    Pupuk kandang
              d.    Pupuk kompos
              e.    4 tumbuhan cabai rawit
              f.     Air

G.   Cara Kerja
       1.    Siapkan 4 buah botol aqua 1,5 liter lalu potong tengah-tengahnya, kemudian tandai dengan A, B, C, D.
       2.    Ambil botol A untuk diberi tanah secukupnya.
              Untuk botol A tidak diberi pupuk sama sekali.
       3.    Ambil botol B lalu  diberi tanah kemudian diberi pupuk kandang sekitar 5 gram.
       4.    Selanjutnya botol C diberi tanah, kemudian diberi pupuk kompos 5 gram.
       5.    Yang terakhir botol D diberi tanah lalu pupuk urea 5 gram.
       6.    Setelah itu siram dengan air secukupnya lalu jangan langsung ditanam cabainya, tunggu sekitar 1 minggu agar pupuk urea dengan tanah bisa netral, kalau langsung ditanam cabainya akan mati.
       7.    Pupuk kandang dan kompos bisa langsung ditanam cabainya, karena penanamannya harus bersamaan maka harus menyesuaikan dengan pupuk urea.
       8.    Setelah satu minggu berlalu tanam cabainya ke dalam botol
       9.    Setelah itu siram dengan 150 ml, air setiap pagi hari.
       10.  Amati dan catat pertumbuhan ke 4 botol tersebut tiap hari usahakan

H.   Jadwal Kegiatan
                     Percobaan ini dilakukan selama 28 hari, selama 4 minggu ini, pertumbuhan tanaman cabai rawit  yang meliputi tinggi batang, panjang daun, jumlah daunnya juga warga daun tanaman cabai rawit.

I.     Hasil Pengamatan
       1.    Tinggi batang cabai (cm)
   Hari    
          ke-
Botol
Jenis pupuk
4
8
12
16
20
24
28
A
Tak ada
2,4
2,6
2,7
2,9
3
3,3
3,8
B
Kandang
2,5
2,8
2,9
3,1
3,4
4
4,8
C
Kompos
2,4
2,6
2,6
3
3,6
4,3
5,3
D
Urea
2,5
2,8
2,9
2,6
-
-
-

       2.    Panjang daun cabai (cm)
   Hari    
          ke-
Botol
Jenis pupuk
4
8
12
16
20
24
28
A
Tak ada
0,9
1,6
1,6
1,5
1,6
1,8
2
B
Kandang
1,2
1,4
1,4
1,5
1,6
1,8
2,1
C
Kompos
1,6
2,7
2,7
3
3,6
4,3
5,2
D
Urea
1,4
0,9
0,9
0,8
-
-
-





       3.    Jumlah daun cabai
   Hari    
          ke-
Botol
Jenis pupuk
4
8
12
16
20
24
28
A
Tak ada
2
2
2
3
4
4
4
B
Kandang
2
3
3
4
4
5
5
C
Kompos
2
2
4
5
6
8
8
D
Urea
2
2
4
4
-
-
-

       4.    Warna daun cabai
   Hari    
        ke-
Botol
Jenis pupuk
4
8
12
16
20
24
28
A
Tak ada
Hijau muda
Hijau muda
Hijau
Hijau
Hijau bercak putih
Hijau bercak putih
Hijau bercak putih
B
Kandang
Hijau muda
Hijau bercak putih
Hijau bercak putih
Hijau bercak putih
Hijau bercak putih
Hijau bercak putih
Hijau bercak putih
C
Kompos
Hijau muda
Hijau muda
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau bercak putih
Hijau bercak putih
D
Urea
Hijau muda
Hijau muda
Hijau
Hijau kecoklatan
Coklat tua
Coklat tua
Coklat tua

J.    Analisis Data
                     Dari percobaan didapatkan bahwa :
       Tinggi batang cabe botol A (tidak ada pupuk) = 3,8 cm, botol B (kandang) = 4,8 cm, botol C (kompos) = 5,3 cm, dan D (urea) = - (sudah mati). Yang paling tinggi adalah botol C (kompos) = 5,3 cm karena pupuk kompos memiliki kandungan hara yang lebih tinggi. Kompos tidak merusak tanah, tidak menurunkan PH tanah dan juga menggemburkan tanah jadi cabenya tubuh lebih subur dan hormone auksinnya terangsang lebih cepat. Pada botol D (urea) cabenya mati karena kekurangan nitrogen sehingga tumbuh lambat dan akhirnya mati.
                     Pada panjang daun yang paling panjang botol C (kompos) yaitu 5,2 cm karena  hormone filokalinnya terangsang lebih sempurna daripada botol yang lainnya jadi botol C (kompos) daunnya yang paling banjang.
              Pada jumlah daun yang terbanyak adalah botol C (kompos) yaitu 8 karena hormone filokalinnya terangsang dengan sempurna sehingga daun cepat tumbuh dan cepat muncul daun muda jadi memiliki daun yang paling banyak. 
                     Warna daun pada botol A (tidak ada pupuk), B (kandang), dan C (kompos) hijau ada bercak-bercak putihnya dikarenakan tumbuhan cabenya kekurangan unsure nitrogen. Sendangkan pada botol  D (urea) sangat kekurangan nitrogen  jadi cabenya mati dan berwarna coklat tua.



K.   Kesimpulan
                     Dari percobaan itu disampaikan bahwa jika tanaman kekurangan unsure nitrogen maka akan tumbuh lambat, warna daun ada bercak-bercak putih jika kekurangannya sangat parah akan mengakibatkan tumbuhan mati.

L.   Daftar Pustaka
                     Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


















LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI















Disusun Oleh :
1.    Ahmad Saiqul Umam     (04)
2.    Laila Nur Hidayah          (08)
3.    Nur Fitriyani                    (15)
4.    Uswatun Khasanah         (28)


SMA NEGERI 02 MAYONG






Komentar

  1. Terimakasih untuk Makalahnya saya jadi bisa belajar dan menambah ilmu :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Bola Besar

TUGAS AKHIR PROGRAM

WISATA PULAU BALI DAN LAPORAN PERJALANAN WISATA